Powered by Blogger.
RSS

Laki-laki dan perempuan itu setara loh!

Baik jaman dulu hingga sekarang, masih ada beberapa kelompok masyarakat yang mengganggap bahwa posisi perempuan itu seharusnya dibawah laki-laki. Saya sendiri ga setuju sama hal ini. Laki-laki dan perempuan itu memiliki derajat yang sama, hal ini bahkan tertulis dalam perdata. Saya akui kalau perempuan memiliki beberapa kelemahan, khususnya pada kekuatan fisik jika dibandingkan dengan pria. Namun hal tersebut tidak dapat digunakan sebagai alasan bagi perempuan untuk tidak mendapat hak yang sama dengan pria.

Kenapa tiba-tiba bahas ini? Saya baru mendengar sebuah kisah mengenai Malala Yousafzai. Kalau di Indonesia mungkin bisa dibilang perannya seperti R. A. Kartini. Dalam buku yang ditulisnya, ada beberapa hal yang sangat aneh namun nyata:

  • Perempuan tidak diperbolehkan sekolah
  • Saat makan ayam, perempuan hanya diperbolehkan makan bagian leher dan  sayap. Bagian paha dan dada milik laki-laki.
  • Telur hanya untuk laki-laki
  • Jika seorang perempuan diperkosa dan hamil, perempuan itu dipenjara, kecuali ada 4 laki-laki yang bersaksi bahwa telah terjadi pemerkosaan.
  • Tidak boleh belanja sendirian dan membua pintu rumah
  • Membuka rekening bank harus seijin laki-laki
  • Tidak boleh menggoda pria
  • Bisa dikirim ke suku lain sebagai tawaran perdamaian.
Hal-hal diatas jelas sekali menggambarkan bahwa derajat laki-laki dianggap lebih tinggi dan saya sangat sedih melihatnya. Perempuan bahkan diperlakukan seperti barang yang bisa diberikan begitu saja sebagai tawaran perdamaian. Namun, meski Malala tumbuh dalam lingkungan dengan aturan yang demikian, ia tidak pasrah begitu saja. Ia sadar bahwa seharusnya perempuan mendapatkan hak yang sama, setidaknya dalam hal menuntut ilmu.
“Education is education. We should learn everything and then choose which path to follow." Education is neither Eastern nor Western, it is human.”
― Malala Yousafzai.
Ia tau betapa pentingnya pendidikan itu, maka dari itu dia memperjuangkan hal tersebut. Meski saat itu dirinya diburu oleh para tentara Taliban, ia tidak gentar. Malala terus menyuarakan pentingnya belajar serta pengalamannya belajar disekolah.
“With guns you can kill terrorists, with education you can kill terrorism.”
― Malala Yousafzai.
Saya sangat bersyukur bisa tumbuh ditempat yang mendukung kesetaraan gender. Teman-teman sekalian juga seharusnya bersyukur. Mari kita tunjukkan rasa syukur kita dengan terus mengembangkan diri kita hingga menjadi perempuan cerdas yang mampu membangun dan memimpin bangsa. Tunjukkan bahwa usaha R. A. Kartini, Malala Yousafzai, maupun tokoh-tokoh pejuang kesetaraan gender lainnya bahwa usaha mereka tidaklah sia-sia. Karena selama para perempuan tidak mau bangun dan bangkit untuk membenahi dirinya, maka seberapa banyak pun tokoh yang bangkit menyuarakan kesetaraan tidak ada artinya. Jika kita cerdas, kita sebagai perempuan tidak akan diremehkan. Jika kita cerdas, kita mampu mencetak generasi-generasi emas penerus bangsa. Jika kita cerdas, kita mampu mengubah dunia.
“There are two powers in the world; one is the sword and the other is the pen. There is a third power stronger than both, that of women.”
― Malala Yousafzai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS